Kewirausahaan dalam Perspektif Quran

  • 4 min read
  • Nov 15, 2020
Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah bagian dari ekonomi dan bisnis Islam. Kewirausahaan adalah mengejar peluang di luar kendali sumber daya. Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya adalah contohnya. Banyak sekali Muslim yang menjadi pengusaha sukses di dunia dan Islam selalu mengajak seluruh umat Islam untuk menjadi pengusaha yang inovatif dan aktif. Sayangnya, umat Islam telah kehilangan kepercayaan diri, karakter dan jiwa mereka sepanjang waktu. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik pengusaha dari al-Quran dan al-Sunnah. Artikel ini juga menyimpulkan bahwa Islam tidak bertentangan dengan kewirausahaan. Islam dengan hangat mengajak seluruh umat Islam untuk menjadi wirausaha dalam hidupnya dengan memberikan aturan yang harus dipatuhi oleh seluruh umat Islam yang bersumber dari al-Quran dan al-Hadis.

Persaudaraan Sebagai Ruh Kewirausahan Islam

Rasa persaudaraan menciptakan suatu ikatan dan rasa persatuan dimana semua bekerja sama sebagai satu tim. Kerja sama dan kolaboratif di dalam tim dan di antara tim di era Nabi Muhammad dan para sahabatnya menciptakan pendorong yang kuat untuk perubahan sosial yang inovatif. Kolaborasi diperlukan bagi wirausahawan untuk mendapatkan solusi inovatif yang melampaui solusi tradisional, dan di mana individu adalah kendaraan utama untuk transformasi dan inovasi tersebut.

Dalam Islam tidak ada pemisahan antara aktivitas wirausaha dan agama. Islam memiliki karakteristik kewirausahaan sendiri dan prinsip-prinsip pedoman berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadis untuk memandu kegiatan kewirausahaan. Berdasarkan kodrat manusia, orang tersebut pertama-tama harus seorang Muslim, kemudian pengusaha. Dia memiliki tanggung jawab untuk melakukan ibadah dan menjadi seorang khalifah. Pengusaha Muslim harus mencari berkah Allah di atas semua faktor lainnya. Pengusaha muslim melakukan kegiatan wirausaha tidak semata-mata untuk mencari keuntungan, tapi diatas segalanya, untuk memenuhi fardu kifayah.

Islam memenuhi kebutuhan penting dengan menyediakan sarana untuk memenuhi kebutuhan fisik dan spiritual dengan membangun kerangka perilaku dan memberikan rasa keberadaan. Nilai moral dan etika Islam adalah pendorong untuk mencapai keagungan jiwa, membantu mengembangkan toleransi dan memberdayakan dengan kapasitas adaptif dalam menanggapi peristiwa kehidupan yang menantang. Islam memberi individu rasa harga diri dan nilai-nilai keluarga, dan mempromosikan masyarakat yang bersatu dalam persaudaraan yang dijiwai dengan tanggung jawab sosial. Allah berfirman:

Karakteristik Muslim Preneurs

Al-Qur’an mengakui manusia sebagai makhluk yang rasional, berkehendak, bernafsu, dan beretika. Sebagai pedoman moral, al-Qur’an menasihati semua Muslim bahwa adalah kepentingan terbaik mereka untuk mengejar jalan yang moderat. Artinya, Muslim harus bertindak untuk menyediakan keberadaan di bidang material ini tanpa mengorbankan kepekaan moral mereka. Al-Qur’an menekankan pada harmoni antara kepentingan spiritual dan material Muslim. Ini adalah panduan tentang bagaimana mencapai kesuksesan dalam hidup ini dan selanjutnya.

Karakteristik holistik Muslimpreneurs telah ditanamkan aturan yang abstrak seperti dosa, jasa, neraka dan surga yang menjadi pemicu perilaku manusia dalam penataan pembangunan kewirausahaan.

Dengan demikian, Muslimpreneurs harus berbeda dari pengusaha lain di motif dan tujuan mereka. Diharapkan jika mereka mampu mengelola usahanya dengan sukses, mereka juga harus memiliki kinerja yang baik dalam hal keimanan dan keimanan kepada Allah SWT.

1. Taqwa sebagai Kerangka

Pengusaha muslim yang sukses harus beriman (taqwa) kepada Allah SWT. Allah berfirman dalam Al-Hujurat: 10-11:

Al-Hujurat ayat 10

Al-Hujurat ayat 11

Pengusaha sukses adalah ketika dia bertaqwa kepada Allah dan kebesaran ‘iman’ dengan mendapatkan banyak keuntungan dari kegiatan wirausaha. Farid (2007) menyatakan bahwa Islam mendorong budaya konservatif yang mengarah pada sikap menghindari risiko di kalangan pengusaha Muslim.

2. Halal sebagai Prioritas Utama

Dalam kaitan ini, dalam Surat Al-Maidah ayat 5 Allah berfirman, sebagai berikut:

Al-Maidah ayat 5

Di antara hak-hak dasar yang berhak dan harus dinikmati semua individu adalah akses ke pendapatan. Chapra (1985) menjelaskan bahwa keadilan sosial-ekonomi, berdasarkan teori “keseimbangan sosial”, mengimplikasikan bahwa orang berhak atas kesempatan yang sama dan tidak mensyaratkan bahwa mereka harus setara dalam kemiskinan atau dalam kekayaan. Penghasilan yang halal (halal) dapat dipertahankan melalui keterlibatan dalam kegiatan produktif, yaitu: bekerja (bekerja untuk orang lain) dan menjadi wiraswasta dan mempekerjakan orang lain (melakukan kegiatan kewirausahaan). Allah berfirman dalam surat Baqarah ayat 168 sebagai berikut:

Al-Baqarah 168

Meskipun Islam mendukung bekerja untuk orang lain dengan gaji tetap, Islam mendorong dan merangsang Muslim untuk memulai kewirausahaan sebagai pilihan yang lebih disukai untuk mendapatkan penghasilan halal. Beg, (1979) mencatat bahwa Islam tidak hanya memotivasi umat Islam untuk menjadi wirausahawan, tetapi pada kenyataannya, ia mewajibkan mereka untuk bekerja keras dan mendapatkan penghasilan halal di luar kebutuhan mendesak mereka untuk merawat masyarakat dan umat Islam di besar.

Menghasilkan pendapatan halal melalui kewirausahaan dan membantu orang lain untuk mencari nafkah membuat kekayaan publik tidak dieksploitasi oleh beberapa orang dan membuat mereka tidak bergantung pada negara. Kekayaan publik adalah milik umat Islam, sehingga harus dimanfaatkan dalam proyek-proyek yang melayani kebutuhan bersama dan kepentingan bersama masyarakat.

3. Tidak Berperilaku Boros

Islam mendorong orang untuk menikmati berkah hidup tanpa melakukan pemborosan, Allah berfirman dalam Surat al-A’raf ayat 31 sebagai berikut:

Al-A'raf 314. Beribadah kepada Allah adalah Prioritas

Sadeq (1977) menunjukkan bahwa kewirausahaan dalam Islam sangat dihormati, dan dengan tegas menyatakan bahwa Islam tidak hanya memberikan insentif tetapi juga kerangka kerja yang kondusif untuk pengembangan ekonomi dan kewirausahaan]. Argumennya didasarkan pada tafsir ayat Al-Qur’an dan banyak hadis Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman dalam surat al-Jumuah ayat 10 dan Al-Mulk ayat 15:

Al-Jumuah ayat 10 Kewirausahaan

Al-Mulk ayat 15 Kewirausahaan

5. Mempraktikkan Nilai Moral Tinggi

Al-Qur’an dan tradisi Nabi Muhammad SAW secara eksplisit memuji kewirausahaan dan memuji aktivitas kewirausahaan moral seperti penghapusan riba. Mengenai penghapusan riba simak video berikut ini:

6. Kepercayaan

Transaksi ekonomi jual beli untuk mendapatkan keuntungan (bay ‘) menyiratkan keberadaan pengusaha. Lebih jauh, Nabi Muhammad SAW dan banyak dari sahabat dekatnya adalah pengusaha yang dapat dipercaya dan sukses. Dia secara eksplisit menekankan pentingnya kewirausahaan dan mendorong umat Islam untuk berpartisipasi aktif dalam bisnis dan aktivitas kewirausahaan. Diriwayatkan oleh Hudzaifah bahwa Nabi bersabda:

Suatu ketika seorang pria meninggal dan ditanya: “Apa yang biasa Anda katakan (atau lakukan) (dalam waktu hidup Anda)?” Dia menjawab, “Saya adalah seorang pebisnis dan biasa memberikan waktu kepada orang kaya untuk membayar hutangnya dan (dulu) memotong sebagian dari hutang orang miskin.” Jadi dia diampuni (dosa-dosanya). Abu Mas’ud berkata: “Saya mendengar (Hadis) yang sama dari Nabi”. (Bukhari. Sahih Bukhari. Volume 3, Buku 41: # 576)

7. Kepedulian terhadap Kesejahteraan

Sistem kesejahteraan sosial Islam atau zakat, di mana setiap orang diwajibkan memberikan sekian persen kelebihan barangnya kepada masyarakat, hanyalah salah satu contoh kemurahan hati antar anggota masyarakat. Banyak teks dalam al-Qur’an dan al-Hadis mendorong umat Islam untuk menawarkan amal dalam berbagai bentuk. Allah SWT berfirman dalam Al-Hajj ayat 77 sebagai berikut:

Al-Hajj ayat 77 Kewirausahaan

Untuk mendorong umat agar senang membelanjakan uang, tanah, dan harta benda lainnya yang mereka cintai, Allah SWT berfirman:

Ali Imran 92

Nabi Muhammad merupakan sosok uswatun hasanah sebagai wirausahawan yang berorientasi sosial. Wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad adalah tentang pembentukan keadilan sosial di mana toleransi, kesetaraan, dan amal merupakan inti dari ideologi Islam. Oleh karena itu, ciri-ciri itu perlu dicontoh oleh komunitas Islam untuk tumbuh dalam namanya. Nabi Muhammad SAW menerjemahkan karakteristik ini menjadi tindakan, dan pengaruhnya akan terus berlanjut sepanjang waktu.

8. Berpengetahuan Luas

Ayat Al-quran pertama yang diturunkan kepada nabi Muhamad SAW memberikan pelajaran mengenai pentingnya pengetahuan dalam Islam. Allah berfirman:

Al-'Alaq ayat 1

Nabi Muhammad SAW juga berkomitmen pada pendidikan untuk memastikan pentingnya ilmu dan menekankan risiko mengabaikannya. Nabi SAW secara khusus mendorong para pengikutnya untuk memperoleh ilmu agama dan hukum. Nabi SAW mengajari para pengikutnya bahwa muslim yang berpendidikan harus mengajar, dan banyak dari pengikutnya selama dan setelahnya mengikuti sikap berbagi pengetahuan ini adalah seorang pengusaha sukses, yang memainkan peran kewirausahaan yang signifikan di komunitas lain di luar Arab.

Demikianlah beberapa karakteristik entrepreneur Muslim yang dicirikan dan termaktub dalam ayat-ayat al-Quran.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.